“Ekonomi biru adalah masa depan kita. Lautan tidak hanya memberikan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga peluang besar untuk inovasi, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan. Kita harus bekerja bersama untuk mengelola sumber daya laut secara bijaksana,” ujar Presiden Prabowo.
Fokus pada Keberlanjutan
Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa eksploitasi sumber daya laut harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Ia menekankan pentingnya investasi dalam teknologi ramah lingkungan, peningkatan kapasitas nelayan lokal, dan pengembangan kebijakan yang mendukung pelestarian ekosistem laut.“Jika kita gagal menjaga keseimbangan ekosistem laut, generasi mendatang akan menanggung dampaknya. Oleh karena itu, kerja sama ini tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga untuk melestarikan warisan alam kita,”
Peluang Kerja Sama Antarnegara
Dalam forum ini, Presiden Prabowo juga mengusulkan pembentukan platform kerja sama yang lebih konkret di antara negara-negara anggota D-8 untuk mempercepat implementasi proyek-proyek ekonomi biru. Platform ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan pembiayaan.Beberapa inisiatif yang diusulkan meliputi:
Baca Juga :
Syarat dan Cara untuk Bisa Bekerja di Korea 2025
Komitmen Indonesia
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berkomitmen untuk menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi biru di kawasan ini. Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung inovasi di sektor kelautan, termasuk pengembangan teknologi pengolahan ikan, pengelolaan limbah plastik, dan perlindungan terumbu karang.
“Indonesia siap berbagi pengalaman dan sumber daya untuk mendukung negara-negara anggota lainnya. Kami percaya bahwa dengan saling bekerja sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat kita,” tutup Presiden Prabowo.
KTT D-8 yang dihadiri oleh delapan negara anggota, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki, menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama multilateral di berbagai sektor, termasuk ekonomi biru. Dengan komitmen yang telah disampaikan oleh para pemimpin, diharapkan visi bersama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dapat terwujud dalam waktu dekat.